Search

Admin

Inovasi Tindakan Ablasi 3D untuk Pasien Penyakit Jantung di RSUP HAM

Medan – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) terus melakukan pengembangan dan inovasi dalam pelayanan pasien, salah satunya di Instalasi Pusat Jantung Terpadu (PJT). Terbaru, rumah sakit terakreditasi Joint Commission International ini sudah bisa melayani tindakan ablasi berbasis teknologi tiga dimensi (3D) untuk para pasien penyakit jantung, terutama pasien dengan kondisi aritmia atau gangguan irama jantung. “PJT RSUP HAM mulai melakukan tindakan Ablasi 3D di pertengahan tahun 2021,” ungkap Kepala Instalasi PJT RSUP HAM dr Anggia Chairuddin Lubis SpJP (K), belum lama ini. Disampaikannya, PJT RSUP HAM pertama kali melakukan tindakan Ablasi 3D pada tanggal 11 Juni 2021 dengan operator dr Anggia sendiri, bersama dr Dicky A Hanafy SpJP (K) dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita Jakarta. Dijelaskan lebih lanjut oleh dr Anggia, tindakan Ablasi 3D ini dilakukan pada pasien penyakit jantung dengan kondisi aritmia. “Keluhan yang sering dirasakan oleh pasien umumnya adalah denyut jantung yang terlalu lambat, denyut jantung terlalu cepat, irama jantung atau denyut nadi yang dirasakan tidak teratur, dan pingsan yang dirasakan tiba-tiba,” tambahnya. Menurut dokter konsulen aritmia RSUP HAM ini, secara prinsip tindakan Ablasi 3D sendiri memiliki tujuan yang sama seperti tindakan Ablasi 2D, yang juga sudah mulai dilayani di PJT RSUP HAM sejak bulan Desember 2020. Namun, oleh karena dilakukan dengan teknologi yang lebih canggih, tindakan Ablasi 3D memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, mampu memberikan informasi kondisi jantung yang lebih detail, serta penggunaan radiasi yang lebih sedikit sehingga lebih aman bagi pasien maupun tenaga medis. “Sebagai gambaran, apabila pada Ablasi 2D kita mendapatkan informasi di jantung sebanyak ratusan hingga ribuan titik, maka pada Ablasi 3D kita mendapatkan informasi di jantung sebanyak minimal 30 ribu titik. Sehingga ini akan memberikan gambaran yang jauh lebih detail dibandingkan Ablasi 2D,” jelas alumni Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara itu. Sebelumnya, PJT RSUP HAM juga mulai melayani pemeriksaan Elektrofisiologi sejak akhir tahun 2020. Menurut dr Anggia, tindakan ini merupakan pemeriksaan tingkat tertinggi pada pasien penyakit jantung dengan kondisi aritmia, dengan tujuan untuk mendiagnosa atau menemukan jenis penyakit dan memberikan terapi. “Manfaatnya terhadap pasien sangat besar. Dengan adanya prosedur ini, kita dapat mendiagnosa secara presisi, dan kemudian dapat juga memberikan terapi yang sesuai untuk berbagai macam kelainan,” katanya lagi. Untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan Elektrofisiologi, serta Ablasi 2D dan Ablasi 3D, pasien bisa datang langsung ke Poliklinik Aritmia di Gedung PJT RSUP HAM. Sejauh ini, tim medis PJT RSUP HAM mampu melakukan tindakan tersebut secara rutin hingga 3-4 kasus setiap minggu. “Tetapi karena keterbatasan SDM, kami tidak dapat melakukan prosedur dalam frekuensi yang lebih tinggi. Hingga saat ini, antrian untuk pasien seperti ini sudah mencapai lebih dari tiga bulan di RSUP HAM,” pungkas dr Anggia. (humas/ade)

RSUP HAM Kirim Nakes untuk RS Lapangan COVID-19 Wisma Haji Jakarta

Medan – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) mengirim sebanyak 16 tenaga kesehatan (nakes) untuk diperbantukan di RS Lapangan COVID-19 Wisma Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa (06/07/2021). Mereka akan bergabung dengan sejumlah nakes dari rumah sakit lainnya yang juga turut dikerahkan untuk membantu perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit darurat yang baru dibuka oleh pemerintah tersebut. “RSUP HAM mengirim 16 orang yang terdiri dari beberapa profesi nakes atas permintaan dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Untuk awal ini, mereka akan diperbantukan selama 30 hari ke depan. Sedangkan untuk selanjutnya, kami masih menunggu instruksi dari pusat,” jelas Sub Koordinator Hukormas Rosario Dorothy Simanjuntak SSos MIKom, Selasa (06/07/2021). Para nakes RSUP HAM yang dikirim ini terdiri atas 1 (satu) orang dokter umum, 12 orang perawat, 1 (satu) orang apoteker, 1 (satu) orang analis laboratorium, dan 1 (satu) orang perekam medik. Selain rumah sakit terakreditasi Joint Commission International ini, empat rumah sakit vertikal lainnya di bawah Kementerian Kesehatan RI juga turut mengirimkan bantuan nakes. Yaitu, RSUP dr M Djamil Padang, RSUP Prof Dr RD kandou Manado, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan RSUP Dr J Leimena Ambon. Para nakes dari rumah sakit vertikal ini akan bertugas sebagai tenaga pendamping di RS Lapangan COVID-19 Wisma Haji Jakarta, di mana rumah sakit ini dibangun secara darurat untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19 di ibu kota. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI sendiri memperkirakan kebutuhan tenaga pendamping untuk RS Lapangan COVID-19 Wisma Haji Jakarta ini mencapai 106 orang. (humas/ade)

RSUP HAM Mulai Vaksinasi COVID-19 Tanpa Syarat Domisili

Medan – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) mulai memberikan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat umum tanpa persyaratan domisili atau KTP Kota Medan. Berdasarkan pantauan, Rabu (30/06/2021), masyarakat tampak mengantri dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di Lantai 1 Gedung Paviliun RSUP HAM untuk mendaftar dan mendapatkan vaksinasi COVID-19. “Masyarakat berusia 18 tahun ke atas dengan KTP daerah manapun sekarang sudah bisa vaksin COVID-19 di RSUP HAM mulai Selasa (29/06/2021). Vaksinasi setiap hari kerja, Senin-Jumat dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.30 WIB, dengan kuota 300 orang per hari. Syaratnya cukup bawa KTP asli dan fotokopinya,” jelas Sub Koordinator Sub-substansi Hukormas Rosario Dorothy Simanjuntak SSos MIKom, Rabu (30/06/2021). Sebelum datang ke lokasi, calon peserta vaksinasi COVID-19 terlebih dahulu harus mengisi pendaftaran secara online melalui situs https://regvaksin.sirsmandiri.com. Pada pendaftaran ini, setelah mengisi data pribadi, peserta dapat memilih jadwal vaksinasi yang diinginkan. Terdapat tiga sesi, yaitu pukul 08.00-10.00 WIB, 10.00-12.00 WIB dan 13.00-15.00 WIB. “Peserta vaksin diharapkan datang sesuai jadwal agar tidak berkerumun,” tambah Rosa. Setelah berada di lokasi vaksin RSUP HAM, peserta akan diminta mengisi formulir skrining, serta validasi data sesuai dengan antrian dan pemeriksaan fisik oleh petugas, sebelum mendapatkan vaksinasi COVID-19 tanpa dipungut biaya apapun. Selanjutnya, peserta diminta datang kembali setelah 28 hari untuk mendapatkan vaksinasi tahap kedua. Sebelumnya, rumah sakit terakreditasi Joint Commission International ini telah melaksanakan vaksinasi COVID-19 bagi tenaga kesehatan sejak 19 Januari 2021 lalu. Kemudian, dilanjutkan dengan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat lanjut usia (lansia) sejak tanggal 8 Maret 2021. (humas/ade)

Keterangan Pers Terkait Musibah Pohon Tumbang di RSUP HAM

Medan – Terkait musibah hujan deras disertai angin kencang sore ini sekitar pukul 16.30 WIB di lingkungan RSUP H Adam Malik (RSUP HAM), yang mengakibatkan tumbangnya beberapa pohon besar di luar pagar rumah sakit, serta menimpa sebuah mobil pribadi dan sebuah angkutan kota, berikut informasi yang dapat kami sampaikan: Kejadian tersebut mengakibatkan 5 (orang) orang luka-luka, 2 (dua) orang di antaranya dirawat di Instalasi Gawat Darurat RSUP HAM, serta 2 (dua) orang meninggal dunia yang merupakan pegawai RSUP HAM. Keluarga besar RSUP HAM mengucapkan turut berbelasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dunia, dan memastikan korban luka-luka sudah mendapatkan penanganan medis. Terkait tumbangnya pohon di luar pagar rumah sakit yang menimpa beberapa kendaraan akibat hujan deras dan angin kencang sore ini, menindaklanjuti hal tersebut RSUP HAM akan segera membuka komunikasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan untuk memastikan ke depannya kejadian ini tidak terulang kembali. “Kami keluarga besar RSUP HAM mengucapkan turut berbelasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dunia. Selain dua orang meninggal, ada lima orang pegawai yang mengalami luka, tapi kondisinya stabil hanya pusing. Begitupun kita minta agar semua di-rontgen. Saya juga sudah jenguk mereka untuk memotivasi mereka,” jelas Direktur Utama RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) memberikan

Donor Darah di RSUP HAM Tetap Aman Selama Pandemi

Medan – Pandemi Covid-19 saat ini telah membatasi pergerakan orang-orang di seluruh dunia. Dampaknya ternyata tidak hanya pada kegiatan ekonomi, tetapi juga pada pasokan darah untuk kebutuhan pasien, karena berkurangnya pendonor. Kondisi ini pun terjadi di Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM. Padahal, donor darah selama pandemi sebenarnya tetap aman dijalani, karena dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Dokter UTD RSUP HAM, dr Mohammad Riza Lubis SpPK (K) dalam Webinar Hari Donor Darah Sedunia yang diselenggarakan oleh RSUP HAM melalui Zoom Meeting, Rabu (16/06/2021). “Petugas hampir sama dengan pendonor, kelengkapannya. Selalu pakai masker, pakai handscoon (sarung tangan medis), ngambil darahnya juga harus lebih baik, dan menggunakan antiseptik. Petugas UTD RSUP HAM juga diperiksa swab PCR secara rutin,” jelas dr Riza yang merupakan Dokter Konsultan Nefrologi Patologi Klinik ini. Sementara itu, Koordinator Mutu dan Pelayanan UTD RSUP HAM dr Tonny SpPK (K) menjelaskan tentang donor darah pascavaksinasi Covid-19. “Apakah setelah vaksinasi, dengan vaksin yang sudah ada, bolehkah dilakukan donor darah? Ada pendapat yang menyatakan boleh donor, ada pendapat yang menyatakan tunda donor,” ucapnya. Menurut dr Tonny, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, vaksinasi dengan vaksin dari virus yang dilemahkan (attenuated virus), maka donor darah ditunda selama 4 minggu. Namun, jika menggunakan vaksin dengan virus yang tidak aktif (inactivated virus), maka tidak diperlukan penundaan. Sedangkan, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia menyatakan penerima vaksin Sinovac dapat mendonorkan darah setelah 3 hari pascavaksinasi apabila tidak terjadi efek samping vaksinasi. Kemudian, Palang Merah Indonesia juga menyebutkan bahwa penerima vaksin dapat mendonorkan darah setelah 2 minggu pascavaksinasi ke-2. Ditambahkan pula oleh Kepala UTD RSUP HAM dr Ida Adhayanti SpPK (K), situasi selama pandemi telah memberikan dampak besar terhadap kegiatan donor darah. “Jumlah pendonor banyak berkurang, sangat berkurang sekali. Tahun 2020 sangat jauh berkurang. Tahun 2019, ada kurang lebih 23 ribu pendonor. Tahun 2020, hanya 13 ribu,” ungkapnya. Makanya, UTD RSUP HAM terus melakukan berbagai strategi untuk menghadapi kesulitan pemenuhan kebutuhan darah yang terjadi saat ini. Salah satunya penerapan protokol kesehatan. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan pendonor dan stok darah, sekaligus untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap keamanan proses donor darah selama pandemi. Dr Ida pun menyampaikan pendonor tidak perlu merasa khawatir untuk melakukan donor darah selama pandemi, karena mereka menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Kami tunggu kehadirannya untuk donor setelah vaksinasi dan pada masa pandemi ini,” pungkasnya. Masyarakat yang ingin donor darah bisa datang langsung ke UTD RSUP HAM di Gedung Instalasi Rawat Jalan RSUP HAM Medan setiap hari kerja. (humas/ade)