RSUP HAM Siap Tangani Pasien nCoV

Jumat, 24 Januari 2020 Medan – Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP HAM) menjadi satu dari 14 Rumah Sakit Nasional yang menjadi pusat rujukan penanganan pasien Novel Corona Virus (nCoV) yang menaungi tiga provinsi yaitu Sumatera Utara, Aceh, dan Riau. nCov merupakan virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Awal Januari lalu, RSUP HAM menangani pasien rujukan dari salah satu Rumah Sakit swasta di Kota Medan yang diduga suspek nCov. Pasien masuk dengan kondisi flu dan baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri, setelah 3 hari dirawat di ruang infeksius, berdasarkan hasil pemeriksaan pasien dinyatakan negatif nCov. “Gejala pasien nCoV biasanya flu, sesak dan ada riwayat bepergian ke china atau ke negara lainnya. Kita aware ke situ. Nah pasien seperti ini akan kita evaluasi. Penyebarannya dari udara dan air ludah,” jelas Koordinator Penanganan Virus Corona Tim PINERE RSUP HAM, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP. Pemeriksaan pasien nCoV dilakukan melalui pengambilan sampel swap dari tenggorokan yang akan diperiksa di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbang) Kementerian Kesehatan RI serta dengan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan ini akan keluar 2-3 hari kemudian. Namun, sampai saat ini belum ada vaksin nCoV. Ade mengaku bahwa RSUP H Adam Malik siap dalam menangani pasien nCoV, baik dari sumber daya manusia melalui Tim PINERE, sarana dan prasarana serta alur penanganan yang tepat sesuai standar prosedur operasional yang berlaku. “Rumah Sakit Adam Malik sendiri siap menangani kasus ini. Kami punya Tim PINERE (Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging) yang sebenarnya tidak hanya menangani kasus ini saja, melainkan kasus KLB lain. Sejak tahun 2004 kami telah menangani kasus flu burung dan juga menangani KLB Difteri, serta beberapa KLB lainnya. Alur penanganan kasus ini sudah kita update, APD nya juga ada,” tambahnya. Tim PINERE RSUP HAM dibentuk sebagai upaya kesiapsiagaan Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini dalam menghadapi setiap kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sewaktu-waktu bisa terjadi, seperti yang baru-baru ini terjadi, KLB Difteri menjadi kasus terakhir yang telah ditangani. Tim ini terdiri dari 20 orang tenaga medis diantaranya dokter spesialis yang berlatar belakang dari berbagai spesialisasi dan juga pencegah dan pengendalian infeksi. Senada dengan hal tersebut, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP HAM, dr Nurna Fauziah MKes menambahkan, Ruangan Infeksius RSUP HAM dilengkapi dengan 11 ruang rawat yang merupakan ruangan isolasi. Dan jika sewaktu-waktu pasien yang dirawat melebihi ruangan yang tersedia, beliau mengaku Rumah Sakit berstandar internasional ini menyediakan ruangan cadangan dan tidak akan merujuk pasiennya. “Ruangan Infeksius kita terdiri dari 11 ruang rawat isolasi. Jika ruangan tidak memenuhi jumlah pasien yang dirawat, kita sediakan ruangan cadangan,” ucapnya. (*/swt)
Pertama di Sumut, RSUP HAM Resmikan Poli Khusus Gagal Jantung

Senin, 20 Januari 2020 Medan – Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP HAM) sebagai satu-satunya rumah sakit tipe A di Sumatera Utara terus berinovasi. Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini baru saja meresmikan Polikilinik Khusus Gagal Jantung di Instalasi Pusat Jantung Terpadu (PJT) yang sekaligus merupakan Polikilinik Khusus Gagal Jantung pertama di Sumatera Utara dan ke 27 di Indonesia, pada hari Senin, (20/01/2020). Sekitar 80 persen dari seluruh pasien jantung yang dirawat di RSUP HAM adalah pasien gagal jantung. Gagal jantung merupakan stage akhir dari semua penyakit jantung, yang mana gagal jantung tidak bisa disembuhkan. Namun ini bukan akhir dari segalanya, penyakit ini bisa dikendalikan. Hal inilah yang menjadi target hadirnya pelayanan baru ini. Pasien gagal jantung tidak lagi berulang kali dirawat sehingga angka hospitalisasi semakin berkurang dan pasien bisa memperpanjang usia hidup. “Mohon bapak ibu semuanya yang telah didiagnosa oleh para dokter kami yang ahli dalam bidangnya, manfaatkanlah semaksimal mungkin fasilitas yang kami sediakan ini, juga untuk berkonsultasi dengan dokter yang terkait. Andaikata pelayanan sedikit lama kami mohon bersabar, karena jumlah pasien jantung kami cukup banyak,” ucap Direktur Utama RSUP HAM, dr Bambang Prabowo MKes didampingi oleh Direktur Umum dan Operasional, dr Mardianto SpPD KEMD dan Direktur SDM dan Pendidikan, Dr dr Fajrinur Syarani MKed (Paru) SpP(K) kepada para pasien yang turut hadir dalam peresmian poliklinik ini. Pada kesempatan ini, beliau juga memperkenalkan kembali sistem pendaftaran rawat jalan online di RSUP HAM melalui aplikasi dan sms. Hal ini tentunya membantu pasien karena dapat mengurangi antrian. “Dan untuk mengurangi antrian ini, diharapkan pasien untuk mendaftar melalui aplikasi online atau sms yang telah kami sediakan,” tambahnya. Senada dengan hal tersebut, Direktur Medik dan Keperawatan, dr Zainal Safri SpPD (K) SpJP (K) mengatakan bahwa pihak rumah sakit akan terus berusaha memberikan pelayanan yang paripurna sehingga setiap pasien nyaman ketika berobat. “Kepada para pasien, semoga semuanya nyaman berobat di Adam Malik. Hadirnya poli ini adalah sebuah terobosan kita sebagai Rumah Sakit tipe A. Melalui poli ini juga kami akan melayani bapak ibu secara komprehensif yang jadwalnya pada hari Selasa dan Kamis. Insyaallah kami akan memberikan pelayanan yg lebih baik kedepannya,” jelasnya didampingi oleh Ketua SMF Kardiologi, Prof Dr Harris Hasan SpPD SpJP(K) dan Kepala Instalasi PJT, dr Nizam Zikri Akbar SpJP (K). Polikilinik Khusus Gagal Jantung RSUP HAM beroperasi setiap hari Selasa dan Kamis. Setiap pasien yang dirawat di poli ini akan banyak menerima edukasi yang berfokus agar pasien dapat merawat diri sendiri dengan tepat. Sehingga pasien bisa hidup aktif dengan perawatan yang komprehensif dan terhindar dari perburukan kondisi jantung tersebut. Pada acara peresmian ini, diadakan juga seminar awam dengan topik “Hidup Aktif Walau dengan Gagal Jantung” yang dipaparkan oleh dr Yuke SpJP. (*/swt)
Ditjen P2P Kemenkes RI Beri RSUP HAM Bimbingan Terpadu Penyakit Difteri
Jumat, 17 Januari 2020 Medan – Ditemukannya kasus difteri yang cukup banyak periode September sampai Desember 2019 membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Sumut. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) memetakan, Sumut berada pada peringkat ke 5 kasus diteri terbanyak di Indonesia. “Bapak Gubernur Sumatera Utara sangat menaruh perhatian terhadap peningkatan kasus difteri di Sumut. Dimulai dengan kasus pada Mahasiswa Malaysia dengan diagnosa suspek difteri September lalu. Dan kami, Rumah Sakit Adam Malik sudah membentuk tim dengan dokter-dokter kami yang handal dibidang ini,” ucap Direktur Utama RSUP HAM, dr Bambang Prabowo MKes di dampingi Direktur Medik dan Keperawatan, dr Zainal Safri SpPD (K) SpJP (K) pada pertemuan dengan perwakilan dari Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung Administrasi RSUP HAM. (17/01/2019) Kasus difteri pada pasien Mahasiswi USU asal Malaysia yang meninggal setelah 2 hari dirawat di RSUP HAM menjadi masalah besar ketika dihadapkan dengan pihak lain, yaitu Negara Malaysia karena pelayanan kesehatan di Indonesia kemudian dinilai lambat dalam mendiagnosa pasien. Berdasar pada hal ini, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI hadir untuk memberikan Bimbingan Terpadu mengenai penanganan penyakit difteri. “Kasus difteri ini terjadi karena dulu masih belum ada vaksinnya, sehingga penyakit itu diteruskan sampai saat ini. Sementara saat ini, penyakit difteri sudah ada vaksinnya. Vaksin ini tidak boleh diabaikan. Kita punya vaksin yang cukup. Dan seharusnya, banyak penyakit lain belum ada vaksinnya yang menjadi PR kita,” ucap Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, drg Vensya Sitohang MEpid Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI. Vensya menegaskan, untuk menurunkan angka kejadian difteri dibutuhkan peran surveilans, yaitu memberikan edukasi dalam pengawasan diri bagi pasien, keluarga dan juga orang-orang yang kontak erat dengan pasien. Beliau juga mengingatkan agar setiap kasus yang ditemukan di follow-up oleh Dinas Kesehatan. “Setiap orang yang kontak erat dengan pasien wajib diberikan obat. Namun ada beberapa kasus seperti teman sekolah, keluarga, dan sebagainya diberikan obat, ada yang menolak. Alasan karena mual, akibatnya penyakit ini terus berkembang. Namun untuk Sumatera Utara kami sangat mengapresiasi kinerja Tim KLB Difteri Rumah Sakit Adam Malik,” tambahnya. “Klinis dan Tata Laksana Suspek Difteri” serta “Standar Laboratorium Pemeriksaan Difteri” adalah materi yang dibahas dalam pertemuan ini, yang dipaparkan oleh pemateri yang ahli dibidang ini yaitu Ketua Komite Ahli Difteri Nasional, Prof Dr dr Prof Ismoedijanto SpA (K) dan Anggota Komli Ahli Mikrobiologi BBLK Surabaya, dr Eveline. Kegiatan diisi juga dengan diskusi permasalahan dan solusi. Puluhan orang mengikuti kegiatan ini yang terdiri dari Dinkes Sumut, Dinkes Kota Medan, Kepala Bidang P2P, Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan, Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kota Medan serta Kepala SMF. Melalui pertemuan ini diharapkan kasus difteri dapat berkurang, dengan didukung adanya anggaran, sarana dan prasarana dari pemerintah. Setiap pihak tekait dapat bekerjasama dan ambil andil sesuai dengan bidangnya. (*/swt)
Januari 2020
Daftar Jaga dokter di IGD Januari 2020
RSUP HAM AKTIFKAN KEMBALI INSTALASI BEDAH PUSAT

Senin, 13 Januari 2020 Medan – Instalasi Bedah Pusat (IBP) RSUP H Adam Malik yang sempat tidak beroperasional dalam rangka memenuhi standar akreditasi JCI kini dibuka kembali. Berdasarkan uji kelayakan sesuai standar akreditasi JCI ditemukan 5 kamar operasi telah memenuhi standar dan diputuskan dapat beroperasi kembali sejak Senin (13/01/2020). “Setiap Direksi mengusulkan untuk mengoperasikan kembali IBP. Kemudian diputuskan melakukan uji kuman kembali, dan ditemukan 5 kamar operasi layak dan memenuhi standar JCI. Namun, saat ini masih 3 kamar operasi yang sudah beroperasi secara normal karena butuh penataan ulang kembali SDM yang akan ditugaskan, terutama tenaga perawat,” ucap Direktur Utama RSUP HAM, dr Bambang Prabowo MKes. Sebelumnya, SDM yang bertugas di IBP telah ditugaskan di unit-unit lain. Hal yang menjadi fokus perhatian yaitu penugasan tenaga perawat. Untuk sementara, tenaga SDM yang sudah dapat ditugaskan masih pada 3 kamar operasi. Sementara kamar operasi lainnya akan dilakukan renovasi agar sesuai dengan standar akreditasi JCI. IBP sendiri saat ini memiliki total 10 kamar operasi. Dengan beroperasinya IBP Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasien yang memerlukan tindakan operasi yang mana selama ini terdapat antrian operasi pasien per harinya. Disamping itu, diharapkan pendapatan Rumah Sakit pun dapat semakin meningkat. Diketahui sebelumnya, demi memenuhi kebutuhan pasien, IBP RSUP HAM sudah beberapa kali melakukan tindakan operasi diluar jam kerja. Dan untuk kedepannya, IBP bertekad akan siap sedia 24 jam melayani tindakan operasi sesuai dengan kebutuhan pasien. “Tindakan operasi telah kita lakukan di hari libur, yaitu pada hari Sabtu dan Minggu. Salah satunya tindakan bedah syaraf,” tambah Dirut RSUP H Adam Malik. Dengan diaktifkannya kembali IBP, tindakan operasi yang selama ini dilakukan di OK Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dan Pusat Jantung Terpadu (PJT) akan tetap dilaksanakan. Namun, tindakan operasi yang dilakukan pada masing-masing unit lebih terfokus sesuai dengan unit layanannya. IBP memenuhi layanan operasi elektif (yang sudah dijadwalkan), IGD memenuhi layanan operasi darurat, IRJ memenuhi layanan operasi kecil dan PJT layanan operasi jantung. (*/swt)