RSUP H Adam Malik Gelar Lokakarya Rumah Sakit Pendidikan
RSUP H Adam Malik menggelar Lokakarya Rumah Sakit Pendidikan dengan tema ‘Implementasi Standar Academic Medical Center (AMC) di Rumah Sakit Pendidikan’ di Grand Swiss-Belhotel Medan, Kamis (19/10/2017). Kegiatan ini menghadirkan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Bambang Wibowo, SpOG(K) dan Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) RI Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD sebagai pembicara, yang membahas kebijakan pada masing-masing kementerian dalam hal penyelenggaraan rumah sakit pendidikan. “Tanggung jawab antara fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan sangat erat dalam menjamin mutu penyelenggaraan pendidikan kedokteran tersebut,” jelas dr Bambang Wibowo, SpOG(K) saat menyampaikan pemaparan tentang kebijakan Kemenkes RI dalam penetapan rumah sakit pendidikan. Disebutkannya pula, untuk menjadi rumah sakit pendidikan, setiap institusi pelayanan kesehatan wajib memenuhi persyaratan yang menjamin mutu dalam pendidikan dan keselamatan dalam pelayanan kesehatan. Ukurannya sendiri, harus lulus dalam akreditasi rumah sakit pendidikan. Sedangkan Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD menyampaikan tentang kebijakan Kemristekdikti RI dalam mendukung pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis di rumah sakit pendidikan. Menurutnya, Kemristekdikti sendiri sudah menggagas dan melaksanakan konsep ‘Academic Health System (AHS)’ dalam rangka pengembangan kemitraan antara perguruan tinggi dengan rumah sakit pendidikan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian, pelayanan klinis, serta pendidikan dan pelatihan. “Sinergi antara sektor pendidikan dan kesehatan itu sangat penting, untuk peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian, serta pelayanan kesehatan,” kata Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD. Dalam standar akreditasi rumah sakit pendidikan dari Kemenkes RI, konsep dari Kemristekdikti RI tersebut dikenal dengan ‘Academic Medical Center (AMC)’, yang mewadahi dan mengatur kerja sama antara rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran dalam penyelenggaraan pendidikan kedokteran di rumah sakit. Sementara, dalam kata sambutannya Direktur Utama RSUP H Adam Malik dr Bambang Prabowo MKes menyampaikan bahwa lokakarya ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan wawasan tentang rumah sakit pendidikan. Hal ini terkait pula dengan persiapan RSUP H Adam Malik untuk akreditasi JCI (Joint Commision International). “Penyelenggaraan rumah sakit pendidikan di RSUP H Adam Malik sendiri melibatkan banyak institusi lain, terutama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FKUSU) dan rumah sakit jejaring. Sehingga, untuk itu diperlukan persamaan persepsi antar institusi terkait ini, dalam penyelenggaraan rumah sakit pendidikan,” jelasnya pula. Selain Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI dan Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Kemristekdikti RI, kegiatan ini juga menghadirkan Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI dr Tri Hesty Widyastoeti SpM MPH yang menyampaikan tentang peran sentral hubungan institusi pendidikan kedokteran dengan rumah sakit pendidikan dalam mewujudkan akreditasi rumah sakit pendidikan dan JCI. Kemudian, ada pula Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) diwakili oleh wakil dekan dr Ponco Birowo SpU PhD, yang hadir untuk berbagi pengalaman tentang sinkronisasi FK-UI dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk mewujudkan AMC dalam akreditasi JCI. Kegiatan ini sendiri juga dihadiri oleh Dekan FK-USU dr Aldy Safruddin Rambe SpS(K) yang sekaligus mewakili Rektor USU, para ketua departeman dan guru besar FK-USU, serta para kepala SMF di lingkungan RSUP H Adam Malik. Kemudian, perwakilan dari sejumlah rumah sakit jejaring juga turut hadir, di antaranya RS USU, RSUD Dr Pirngadi, RS Bhayangkara Tingkat II Medan, RSU Haji Medan, dan Rumkit Tingkat II Putri Hijau. Sebagai informasi, RSUP H Adam Malik merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi FK-USU. Pada bulan Agustus 2017 lalu, rumah sakit vertikal Kemenkes RI ini baru saja menjalani visitasi dari Kemenkes RI dalam rangka akreditasi ulang untuk penetapan kembali sebagai rumah sakit pendidikan utama bagi FK-USU. Dalam penyelenggaraan pendidikan kedokteran sendiri, sampai tanggal 31 Maret 2017, RSUP H Adam Malik menjalankan proses pendidikan bagi 658 peserta program pendidikan profesi dokter dan 1.010 peserta program pendidikan dokter spesialis I. (*/aepm)
Operasi Selama 5 Jam: RSUP H Adam Malik Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam Sahira-Fahira
RSUP H Adam Malik berhasil memisahkan bayi kembar siam Sahira Afrizi dan Fahira Afriza dalam operasi yang dilaksanakan selama hampir lima jam, Senin (16/10/2017). Operasi ini dilakukan oleh Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUP H Adam Malik RSUP H Adam Malik yang berjumlah sekitar 50-an dokter dari berbagai disiplin ilmu, sejak pukul 08.30 WIB pagi di ruang OK 5 Intalasi Bedah Pusat. Dijelaskan oleh Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUP H Adam Malik RSUP H Adam Malik dr Rizky Adriansyah SpA(K), bayi kembar Sahira-Fahira ini mengalami perlengketan di tulang dada bagian bawah hingga perut bagian depan, termasuk organ bagian dalam, mulai dari hati, hingga sebagian kecil tulang dada dan tulang iga, serta dinding jantung bagian luar yang juga menyatu. Operasi pemisahan ini sendiri berlangsung selama sekitar empat jam 50 menit, sampai pukul 13.20 WIB. “Alhamdulillah, tim yang bekerja, para dokter bedah berhasil memisahkan keduanya. Setelah dilakukan pemisahan, masih ada operasi yang harus dilakukan, yaitu operasi penutupan luka operasi yang dilakukan oleh para dokter bedah plastik. Itu memerlukan keahlian sendiri, bukan hanya sekadar memisahkan, tapi bagaimana menutup bagian luka itu sehingga bisa tertutup rapat. Untuk fahira, selesai operasinya pukul 17.10 WIB, kita pindahkan ke ICU Anak,” jelas dr Rizky dalam konferensi pers, Selasa (17/10/2017). Namun, saudara kembarnya, Sahira masih harus menjalani operasi selanjutnya, yaitu operasi jantung. Seperti diketahui, salah seorang dari bayi kembar siam ini memang memiliki masalah kelainan jantung bocor sejak lahir. Oleh karena itu, tim dokter pun melanjutkan operasi jantung bagi Sahira untuk menutup kebocoran pada jantungnya, yang berlangsung sekitar satu jam 30 menit, hingga pukul 18.45 WIB. Kemudian, Sahira juga dipindahkan ke ruang perawatan ICU Anak, bersama saudara kembarnya, Fahira. Ditambahkan dokter spesialis anak konsultan jantung anak ini, saat ini kondisi bayi Sahira-Fahira memang belum begitu stabil, karena belum melewati fase 1 x 24 jam. Menurutnya, tim dokter akan terus memantau secara intensif terkait perkembangan keduanya dalam tiga fase, yakni fase 4 jam, fase 1 x 24 jam, dan fase 4 x 24 jam. “Tim sampai saat ini masih bekerja. Pemantauannya menit per menit. Selama 24 jam kita pantau bagaimana perubahan dari tekanan darah, perubahan dari laju jantungnya, denyut jantungnya, suara paru-parunya, bekas luka operasinya,” ucap dr Rizky lagi. Pada kesempatan yang sama, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik dr Mardianto SpPD-KEMD mewakili Direktur Utama dr Bambang Prabowo MKes menyampaikan apresiasi kepada tim dokter yang telah bekerja. “Saya mewakili manajemen mengucapkan terima kasih kepada semua tim yang mendukung operasi ini. RSUP H Adam Malik punya komitmen, kalau memang untuk kepentingan masyarakat, kita akan mengedepankan itu. Jadi, sampai dia benar-benar pulih, baru kita pulangkan. Sampai berapa lama itu, tetap masih tanggung jawab rumah sakit,” ungkapnya pula. Sementara itu, orang tua dari bayi kembar siam Sahira-Fahira juga mengucapkan terima kasih kepada tim dokter dan RSUP H Adam Malik yang sudah menangani anaknya. “Kami dari orang tua Sahira-Fahira mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk RSUP H Adam Malik. Tak sanggup saya katakan, pelayanannya sungguh luar biasa untuk saya,” ucap sang ayah, Kadarusman (43 tahun) dengan mata berkaca-kaca. Seperti telah diinformasikan, bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan ini lahir pada 24 Maret 2017 lalu di RSUD Kisaran, dan dirujuk ke RSUP H Adam Malik pada hari yang sama. Sahira-Fahira merupakan anak ketiga dan keempat dari pasangan petani, Kadarusman dan Agustina Samosir (35 tahun), yang sebelumnya telah memiliki dua anak laki-laki. Mereka sendiri berasal dari Kecamatan Teluk Dalam, Asahan. (*/aepm)
Ujian Seleksi CPNS Kemenkes 2017 Regional Sumatera Utara
Ujian Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2017 Regional Sumatera Utara dilaksanakan di Aula Kodam Bukit Barisan, Medan pada Senin (16/10/2017). Ujian menggunakan sistem CAT (Computerized Adaptive Testing) ini digelar dalam enam sesi per hari, dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 20.00 WIB, dengan waktu per sesi berlangsung selama 90 menit. Menurut Panitia Sub Tim Seleksi CPNS Kemenkes 2017 Regional Sumatera Utara yang diketuai oleh Direktur SDM dan Pendidikan RSUP H Adam Malik Dr dr Fajrinur SpP(K), ujian ini berlangsung sampai 27 Oktober 2017 mendatang. Peserta yang melakukan pendaftaran mencapai 8.007 orang, dan berkas yang masuk sebanyak 6.311 pendaftar. Sedangkan peserta yang lulus seleksi administrasi mencapai 4.725 orang, dan yang akan mengikuti ujian CAT mencapai 4.426 orang. Peserta sendiri dapat mengetahui nilainya langsung setelah ujian melalui papan pengumuman di lokasi. (*/aepm)
RSUP H Adam Malik Persiapkan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam
Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUP H Adam Malik RSUP H Adam Malik sudha mempersiapkan operasi pemisahan bayi kembar siam Sahira Afrizi dan Fahira Afriza. Hal ini disampaikan oleh ketua tim Prof dr Guslihan D Tjipta SpA(K) dalam konferensi pers bersama wartawan di RSUP H Adam Malik, Selasa (03/10/2017). “Kita sudah mempersiapkan tiga rencana pemisahan. Plan A, pemisahan dipersiapkan dengan melakukan pemasangan tissue expander. Namun harus menunggu selama dua bulan untuk dilakukan pemisahan,” jelas Prof dr Guslihan saat memberikan keterangan. Pemasangan tissue expander ini sendiri harus dilakukan untuk mendapatkan kulit sebagai penutup bekas luka operasi pemisahan pada perut kedua bayi kembar siam ini, dengan cara memelarkan kulit di sekitar bagian perut tersebut. Namun, untuk mendapatkannya, membutuhkan waktu sekitar dua bulan, hingga kulitnya mencukupi untuk menutup bekas luka operasi yang diperkirakan berdiameter 30-35 cm. Kemudian, rencana B menurut Prof dr Guslihan, di mana adanya kemungkinan terjadi kondisi gagal hidup pada bayi Sahira, sehingga operasi pemisahan pun akan segera dilaksanakan kapanpun. Kondisi gawat darurat ini bisa saja terjadi, mengingat bayi Sahira memang memiliki masalah kelainan jantung bocor sejak lahir. Sedang rencana C, melakukan operasi pemisahan tanpa menunggu pemasangan tissue expander, namun dengan resiko salah seorang bayi akan mengalami kondisi yang buruk. “Meskipun begitu, kita masih menunggu hasil penanganan infeksi paru dalam 72 jam kedepan dan berharap keduanya bisa dipisahkan dalam kondisi yang baik,” tambah Prof dr Guslihan yang dalam kesempatan itu juga turut didampingi oleh wakil ketua tim dr Erjan Fikri SpB SpBA dan sekretaris tim dr Rizky Adriansyah SpA(K). Seperti telah diinformasikan, bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan ini lahir pada 24 Maret 2017 lalu di RSUD Kisaran, dan dirujuk ke RSUP H Adam Malik pada hari yang sama. Kedua bayi ini lahir dalam kondisi perlengketan di tulang dada bagian bawah hingga perut bagian depan, hingga saat ini berusia lebih enam bulan. (*/aepm)
RSUP H Adam Malik Berhasil Lakukan Operasi Transplantasi Ginjal
RSUP H Adam Malik berhasil melaksanakan operasi transplantasi ginjal untuk yang kedua kalinya, Senin (02/10/2017) pagi. Operasi ini dilakukan di Gedung Pusat Jantung Terpadu RSUP H Adam Malik, setelah operasi perdana pada bulan April 2017 dengan supervisi dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. “Syukur alhamdulilah, bahwa kita sudah melaksanakan transplantasi ginjal yang kedua. Kita memulainya pada waktu yang pertama itu adalah bulan empat (April 2017 –red) yang lalu, dan sekarang operasi kedua,” jelas Sekretaris Tim Transplantasi Ginjal RSUP H Adam Malik dr Syafrizal Nasution SpPD-KGH mewakili ketua tim dr Alwi Thamrin Nasution SpPD-KGH di hadapan para wartawan, Selasa (03/10/2017). Menurut dr Syafrizal, pasien transplantasi ginjal kedua ini mendapatkan donor ginjal dari ayahnya. Sebelumnya, pasien ini telah menjalani cuci darah selama satu tahun. Sedangkan pasien transplantasi ginjal yang pertama memiliki kondisi telah melakukan cuci darah di bawah satu tahun, dan kemudian mendapatkan donor ginjal dari istrinya. Ditambahkan oleh dokter ahli nefrologi RSUP H Adam Malik Prof dr Harun Rasyid Lubis SpPD-KGH, program transplantasi ginjal di RSUP H Adam Malik ini memang masih dalam supervisi dari tim dokter RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Supervisi akan terus dilakukan hingga empat kali pelaksanaan, sebelum tim dokter RSUP H Adam Malik bisa melakukan operasi transplantasi ginjal secara mandiri. “Pasien yang ketiga dan keempat sudah siap. Saat ini daftar sudah ada 11 pasien sejak beberapa bulan lalu,” ucapnya. Sementara itu, disampaikan oleh Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik dr Mardianto SpPD-KEMD yang turut hadir, tranplantasi ginjal sendiri merupakan salah satu pengembangan pelayanan yang dilakukan rumah sakit vertikal di bawah Kementerian Kesehatan ini. “Pada tahun 2018, operasi transplantasi ginjal ini akan menjadi kegiatan rutin di RSUP H Adam Malik,” katanya pula menambahkan. (*/aepm) Informasi lebih lanjut : Sub Bagian Humas dan Pemasaran RSUP H. Adam Malik – Kementerian Kesehatan RI Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Km. 12 Medan Telp. (061) 8364581 – 8360143 – 8360051 ext. 164 Fax. (061) 8360255 humas.rsham@gmail.com – www.rsham.go.id